jurnal kode etik

 

Disusun Oleh :

Nama       :        Kasmiah

Nim          :        -

 

 

FILOSOFI PENDIDIKAN DAN PENDIDIKAN NILAI

KODE ETIK GURU

Apa perlu perilaku guru sebagai pendidik harus diatur?

Ya, sangat perlu karena perilaku guru sebagai pendidik memang perlu diatur. Mengapa perilalu guru perlu diatur? karena guru adalah teladan pertama yang dicontoh dalam anak balita yang dicontoh adalah orangtua sebagai guru pertama kali mereka begitu halnya siswa yang dicontoh adalah teladan dari seorang guru karena guru itu ditiru dan digugu (dicontoh dan dipercaya) maka guru harus memberikan nasehat yang baik, memberikan contoh yang baik, bukan hanya ilmu tetapi juga akhlak, adab dan sopan santun itu yang paling utama.

1. Apa Itu Kode Etik Guru?

Kode etik guru merupakan serangkaian norms, nilai, dan prinsip moral yang menjadi pedoman bagi guru dalam bersikap, berperilaku dan menjalankan tugas professional di lingkungan Pendidikan maupun di masyarakat dengan tujuan menuntun perilaku guru agar sesuai dengan nilai – nilai etika dan moral serta mewujudkan pedidikan yang bermutu, adil dan manusiawi.

 

2.      Tujuan Kode Etik Guru

Adapun tujuan dari kode etik guru antara lain;

1.      Menjaga martabat dan kehormatan profesi guru

Memastika bahwa guru menjalankan profesinya dengan penuh integritas, sehingga profesi guru dihormati oleh peserta didik, orang tua dan masyarakat.

2.      Memberikan pedoman moral dan etika dalam bertindak

Kode etik guru menjadi Kompas bagi guru dalam mengambil Keputusan, baik dalam interaksi dengan siswa, rekan kerja, maupun masyarakat.

3.      Meningkatkan kualitas dan profesionalisme guru

Kode etik tidak hanya mengatur kewajiban guru, tetap juga melindungi hak – hak   pesera didik dan guru itu sendiri dari perilaku yang tidak adil atau menyimpang.

4.      Melindungi hak dan kepentingan siswa

Memberikan hak – hak siswa bukan hanya sekedar kepentingan guru

5.      Meningkatkan mutu Pendidikan

Diharapkan guru mampu memberikan pelayanan Pendidikan yang berkualitas serta membrikan kontribusi dalam peningkatan mutu Pendidikan.

 

3.      Prinsip Kode Etik Guru

Adapun prinsip kode etik guru antara lain;

1.      Integritas Intelektual

menghargai ilmu, bagaimana ilmu itu dipelajari, disampaikan dan tujuan baik di baliknya. Seorang guru wajib mengajarkan ilmu yang baik dan bermanfaat terhadap para muridnya.

 

2.      Integritas Kejujuran

menyampaikan ilmu dengan sebenar-benarnya kepada murid. Guru tidak boleh membuat ilmu yang disampaikannya melenceng dari tujuan aslinya. Misalnya mengajarkan murid untuk benci terhadap golongan tertentu dan sebagainya.

3.      Integritas Moral

guru wajib mengajarkan ilmu dengan tujuan membentuk moral yang baik bagi muridnya. Guru juga harus mengajarkan ilmu sesuai dengan metode yang semestinya sekalipun guru tidak menyukai materi yang diajarkan.

4.      Tidak Berpihak

Etika tidak berpihak menekankan bahwa seorang guru harus netral kepada seluruh muridnya. Tidak ada perlakuan membedakan murid satu dengan lainnya.

5.      Memiliki Wawasan Kemanusiaan

Guru wajib memiliki wawasan kemanusiaan. selama menjalankan profesinya, guru bisa saling menghormati satu sama lain, apa pun status seseorang yang diajar olehnya.

6.      Menghormati Keluarga dan Keadaan Sosial Orang yang Diajar

Guru wajib memahami bahwa keragaman suku, ras dan budaya serta keadaan sosial bukan menjadi alasan untuknya memperlakukan orang lain denan tidak hormat.

7.      Memiliki Tanggung Jawab Pengaruh

Kesadaran memiliki tanggung jawab pengaruh adalah kesadaran diri bahwa di balik profesi sebagai guru ada tanggung jawab untuk memberikan pengaruh yang baik.

8.      Kerendahan Hati

Guru perlu memiliki kerendahan hati dan tidak merasa tinggi dengan profesi yang disandangnya. Hal ini akan membuat murid merasa tenang dan damai ketika dekat dengannya.

9.      Kolegialitas

Guru perlu menghormati dan mampu bekerja sama dengan rekan kerja profesional yang ada di dalam lingkungan pekerjaannya.

10.  Kemitraan

Guru perlu mengakui dan menerima kontribusi murid sebagai pihak yang diajar dan rekan dalam mengajar. Jadi, peran guru tidak bisa berdiri sendiri tanpa pihak yang diajar.

11.  Mendahulukan Kepentingan Orang Lain

Guru juga perlu memahami untuk mendahulukan kepentingan orang lain. Dalam hal ini, orang lain adalah orang-orang yang membutuhkan pengajaran dan ilmu.

 

4.      Aksi nyata

a.      Media promosi (audio/visual) apa saja yang bapak/ibu gunakan untuk mempromosikan kode etik guru di lingkup kerja bapak/ibu? Mengapa bapak /ibu memilih media tersebut?

Sebagai media pembelajaran kode etik guru, saya menggunakan media promosi melalui wa grup dan media sosial disekolah dengan menggunakan infografis / poster yang saya desain dengan menggunakan aplikasi canva. Saya memilih media ini karena mudah dipahami, menarik, hemat biaya dan menjangkau rekan kerja serta komunitas Pendidikan secara lebih luas dengan harapan nilai – nilai kode etik guru dapat di ingat terus dan bisa diterapkan dalam mendidik siswa – siswanya.

 

b.      Bagaimana konten promosi yang bapak / ibu buat menyampaikan pesan – pesan utama kode etik guru? Berikan contoh pesan yang bapak / ibu sampaikan!

Promosi yang saya sampaikan mengandung 11 prinsip kode etik guru yang mudah dipahami karena terstruktur dengan gaya Bahasa yang mudah dipahami dan dibuat secara sederhana supaya mudah untuk diingat dan mudah diterima semua baik itu guru dan siswa.

 

5.      Refleksi

a.      Pembelajaran apa yang bapak / ibu dapatkan selama proses merancang dan melaksanakan promosi kode etik guru ini?

Selama proses merancang dan melaksanakan promosi kode etik guru, saya mendapatakan beberapa pembelajaran penting, antara lain memehami mendalam terhadap kode etik, komunikasi dan kolaborasi dengan bekerja sama dengan teman sejawat, kreativitas dalam penyampaian pesan mampu menggunakan berbagai media dan pendekatan dengan poster, diskusi kelompok sehingga mudah dipahami dan mudah diimplementasikan. Proses ini memperkuat kesadaran saya bahwa guru bukan hanya pengajar, tetapi juga teladan moral. Kode etik menjadi landasan untuk menjaga integritas, keadilan, dan tanggung jawab dalam menjalankan profesi.

b.      Tantangan apa saja yang bapak / ibu hadapi dalam mempromosikan kode etik guru? Bagaimana bapak / ibu mengatasinya?

Tidak semua guru langsung tertarik atau merasa memiliki urgensi terhadap pentingnya kode etik. Ada anggapan bahwa kode etik hanyalah formalitas atau teori belaka.
Solusi: Saya mengatasi hal ini dengan memberikan contoh konkret di lapangan—bagaimana pelanggaran kecil terhadap kode etik dapat berdampak besar terhadap citra guru dan kualitas pembelajaran. Saya juga mengadakan diskusi terbuka agar mereka bisa menyampaikan pendapat dan mendapatkan pemahaman baru secara partisipatif.

Jadwal guru yang padat membuat waktu untuk kegiatan promosi atau sosialisasi kode etik menjadi sangat terbatas. Solusi: Saya mengintegrasikan promosi kode etik ke dalam kegiatan rutin, seperti rapat guru atau workshop internal. Selain itu, saya juga membuat materi promosi dalam bentuk digital (video pendek, infografis) yang bisa diakses kapan saja.

c.       Apa Langkah selanjutnya yang akan bapak/ibu lakukan untuk terus  meningkatkan kesadaran dan kepatuhan terhadap kode etik guru di lingkungan kerja bapak/ibu?

saya akan mendorong agar nilai-nilai dalam kode etik guru dibahas secara berkala dalam rapat dewan guru, evaluasi kerja, maupun kegiatan peningkatan kompetensi. Ini penting agar kode etik tidak hanya dibahas sekali, tetapi menjadi bagian dari budaya kerja sehari-hari dan engusulkan pembentukan tim kecil yang bertugas untuk mengawal penerapan kode etik, memberikan masukan jika ada pelanggaran, serta menjadi mitra diskusi bagi guru yang menghadapi dilema etika dalam praktik mengajarnya. Agar lebih mudah dipahami, saya akan membantu menyusun atau menyederhanakan panduan kode etik dalam bentuk ringkasan, infografis, atau buku saku yang bisa diakses guru kapan saja sebagai pengingat dan referensi cepat.

  Umpan Balik Teman Sejawat

Ibu Indah Wulandari, S.Pd

Setelah kegiatan ini, saya jadi lebih sadar untuk berhati-hati dalam bersikap, terutama dalam penggunaan media sosial sebagai guru. Kode etik ini penting untuk menjaga marwah profesi kita.

Ibu Sarorotul Lailiyah, S.Pd.

Saya jadi lebih terbuka untuk berdiskusi dengan teman sejawat jika menghadapi dilema etika. Rasanya sekarang kita punya dasar bersama untuk saling mengingatkan dengan cara yang bijak.

 

Ibu Elisa Miftahul Jannah, S.Pd.

Penyampaian materinya sangat jelas dan relevan dengan situasi nyata yang kami hadapi di sekolah. Contoh-contoh kasusnya membantu kami memahami bagaimana menerapkan kode etik dalam praktik sehari-hari


Komentar

Postingan populer dari blog ini

judul kkl

Fakta Di Balik Kucing Yang Lucu dan Imut